KATA : Ketika Warna tak lagi berbicara, Ketika Gambar tak lagi Bersuara dan ketika Mata tak sanggup menatap.

Sunday, March 1, 2009

Untuk Seorang Kawan

Matamu Binar, Berkaca tak bercahaya
bibirmu terbata tak sanggup berkata
sekujur tubuhmu menegang seakan menderita
Demikian aku lihat, kala itu sewaktu senja.

Kau seperti baja yang sulit untuk ditembus
suaramu lantang menghantam logika derita mereka
derap langkahmu mencuri waktu setiap mata
Demikian aku lihat, kala itu sewaktu engkau meng-ada

Dua rasa, dua logika, dua dunia
mencari hakikat juga mencari nikmat
sulit dimengerti tapi bisa dihayati
karena setiap helaan nafas memberi kabar bagi mereka yang mencerna
Demikian aku lihat, kala kala engkau disebrang pandang mata

janganlah engkau caci pahitnya kopi
jangan terlena dengan manisnya gula
hati-hati, hati-hati dengan hati
engkau akan terlena dibuatnya
waspada dan jangan terpana
dengan logika yang suka membutakan mata
jangan mencaci, jangan membenci
karena itu menyakiti diri

Kawan.........
apa yang sesungguhnya engkau cari
sedangkan semuanya ada disini
disini, didada ini, dalam diri ini
bukalan mata, bukalah telinga
resapi hati, kenali diri

Kawan.........
tak perlu engkaw menjadi seorang the flash untuk dapat kencang berlari
tak perlu engkau menjadi baja untuk dapat menjadi kuat
tak perlu engkau menjadi buruh supaya dapat terbang
Resapi hati, Kenali diri
Semua ada disini, didada ini, dalam diri ini

Kawan.........
Buanglah rasa, tumbangkan logika
karna semua adalah dusta
bukalah tirai, tanggalkanlah pakaian
karna semua adalah palsu

Selimutilah dirimu dengan kelembutan hati
engkau akan mengerti
kenakanlah rasionalitas
engkau akan terbebas

Aku, dia dan mereka tetap akan ada disini, didada ini, dalam diri ini.


Friday, February 22, 2008

AKU AKAN TETAP DISINI

ya....... semuanya tentang pilihan, pragmatiskah, atau idealisme ?

ya....... semua individu pada sifat dasarnya adalah materialisme mengetahui bahwa pragmatisme adalah sesuatu yang sangat menjanjikan, karena itulah realitas.
Logika tanpa Logistik Anarkis
Lihatlah orang yang berjalan dengan kepala itu, dia tidak bisa bernegosiasi dengan perutnya, apalagi dia hendak mencari mesin untuk dijadikan kaki !!!
Tapi itulah pilihan, salah satu kebebasan mutlak yang dimiliki oleh hewan yang mampu memanage, mengorganisir dan memproduksi.
Aku yakin, Aku akan tetap disini, karena aku pemimpi dan aku percaya bahwa mimpi adalah realitas itu sendiri. Biarkan dinding imajiner itu hancur, karena kepala dan hatiku terbuat dari baja.
Aku akan tetap disini, karena aku tau semua ada konsekuensinya, dan karna itulah aku disini, sekali lagi aku tegaskan "Aku akan Tetap disini"

Tuesday, February 12, 2008

Prediksi Kehidupan Surgawi

Sikeparat berteman dengan sang bajingan

Dalam topeng kehidupan yang belang

Omong doing, omong kosong, omong binal, omong anal

Topeng menangisi topeng

Jantung terkarungi belatung

Maurung pucat pasih, wajah pertiwi

Diam dong, diam kosong, diam binal, diam anal

Jijik lintah-lintah berdasi, menari diiringi deru pasir

Janji doing, janji kosong, janji binal,janji anal

Tikos menggerogoti kakus

Beras miskin jadiidentitas

Bedakan sijufri dengan siandreas

Identitas doing, identitas kosong, identitas binal, identitas anal?

Indonesia? Indonesia doing ? Indonesia kosong? Indonesia binal ? Indonesia anal?

Mahasiswa? Mahasiswa doing?, mahasiswa kosong? Mahasiswa binal, mahasiswa anal ?

Menangislah mereka yang tidak berbuat

Jangan berbuat doing!!, jangan berbuat kosong!!, jangan berbuat binal! Jangan berbuat anal!!

Prediksi penghuni surgawi

Mudah mudahan nggak Cuma prediksi doing, prediksi kosong, prediksi binal, prediksi anal.



By ; ige Labirin,-

Monday, January 28, 2008

Kata Mereka Garuda Pancasila

Garuda Pancasila
Akulah Pendukungmu
Patriot Proklamasi
Sedia Berkorban Untukmu

Pancasila Dasarnya apa ?
Rakyat adail Makmurnya kapan ?
Pribadi bangsaku
tidak maju-maju, tidak maju-maju
Kapan mau maju ?


Demikianlah kata mereka,
Skeptis dan apatis.
Jangan salahkan mereka yang bersikap
Itulah sikap mereka
Mereka berani menentukan sikap

Bukan karena tidak ada harapan
Bukan karena tidak ada semangat
Tapi, sekian kali mereka Bersemangat dan berharap
Semangat dan harapan itu terpatahkan oleh realitas yang semakin lama semakin menusuk dan melahap realitas mereka
Lantas apa yang dapat dipertahankan
Sampai sekarang tidak ada jaminan dan garansi
Bahwa indonesia akan bertahan untuk satu Abad
meski Bung Karno berkata :
"Kita berjuang dan Merdeka bukan untuk satu abad lamanya
tapi Merdeka dan merdeka untuk selama-lamanya"

Beranda Kampus Malas

Rintik hujan datang dengan penuh kemalasan
Mengguyur kampus hedon yang masih diselimuti rasa kantuknya
Ia malas membuka kelopak matanya, yang kemudian bergegas mandi dan membersihkan diri
Aku, duduk disalahsatu kursi beranda kampus yang malas
Bunyi tukang sapu yang mengayunkan sapunya,
Semoga nasibnya juga tidak disapu
Disapu oleh kemalasan
Nampak jelas terdengar ditelinga
Seakan memberi pesan tentang makna dari sebuah usaha

usaha, Hidup.

Penyair Taufiq Ismail menulis sebuah artikel tentang Krismansyah Rahadi (1949-2007) dalan Majalah sastra HORISON.

Krismansyah Rahadi (1949-2007):

KETIKA MULUT TAK LAGI BERKATA (Taufiq Ismail)

Di tahun 1997 saya bertemu Chrisye sehabis sebuah acara, dan dia berkata, "Bang, saya punya sebuah lagu, Saya sudah coba menuliskan kata-katanya, tapi saya tidak puas. Bisakah Abang tolong tuliskan liriknya?" Karena saya suka lagu-lagu Chrisye, saya katakan bisa. Saya tanyakan kapan mesti selesai, dia bilang sebulan. Menilik kegiatan saya yang lain, deadline sebulan itu bolehlah. Kaset lagu itu dikirimkannya, berikut keterangan berapa baris lirik diperlukan, dan untuk setiap larik berapa jumlah ketukannya, yang akan diisi dengan suku kata. Chrisye menginginkan puisi relijius. Kemudian saya dengarkan lagu itu. Indah sekali. Saya suka betul. Sesudah seminggu, tidak ada ide. Dua minggu begitu juga. Minggu ketiga inspirasi masih tertutup.

Saya mulai gelisah. Di ujung minggu keempat tetap buntu. Saya heran. Padahal lagu itu cantik jelita. Tapi kalau ide memang macet, apa mau dikatakan. Tampaknya saya akan telepon Chrisye keesokan harinya dan saya mau bilang, "Chris, maaf ya, macet. Sori." Saya akan kembalikan pita rekaman itu. Saya punya kebiasaan rutin baca Surah Yasin. Malam itu, ketika sampai ayat 65 yang berbunyi, A'udzubillahi minasy syaithonirrojim. "Alyauma nakhtimu 'alaa afwahihim, wa tukallimuna aidhihim, wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanu yaksibuun" saya berhenti. Maknanya, "Pada hari ini Kami akan tutup mulut mereka, dan tangan mereka akan berkata kepada Kami, dan kaki mereka akan bersaksi tentang apa yang telah mereka lakukan." Saya tergugah. Makna ayat tentang Hari Pengadilan Akhir ini luar biasa! Saya hidupkan lagi pita rekaman dan saya bergegas memindahkan makna itu ke larik-larik lagi tersebut. Pada mulanya saya ragu apakah makna yang sangat berbobot itu akan bisa masuk pas ke dalamnya. Bismillah. Keragu-raguan teratasi dan alhamdulillah penulisan lirik itu selesai. Lagu itu saya beri judul Ketika Tangan dan Kaki Berkata. Keesokannya dengan lega saya berkata di telepon,"Chris, alhamdulillah selesai". Chrisye sangat gembira. Saya belum beritahu padanya asal-usul inspirasi lirik tersebut.

Berikutnya hal tidak biasa terjadilah. Ketika berlatih di kamar menyanyikannya baru dua baris Chrisye menangis, menyanyi lagi, menangis lagi, berkali-kali. Di dalam memoarnya yang dituliskan Alberthiene Endah, Chrisye Sebuah Memoar Musikal, 2007 (halaman 308-309), bertutur Chrisye: Lirik yang dibuat Taufiq Ismail adalah satu-satunya lirik dahsyat sepanjang karier, yang menggetarkan sekujur tubuh saya. Ada kekuatan misterius yang tersimpan dalam lirik itu.

Liriknya benar-benar benar mencekam dan menggetarkan. Dibungkus melodi yang begitu menyayat, lagu itu bertambah susah saya nyanyikan! Di kamar, saya berkali-kali menyanyikan lagu itu. Baru dua baris, air mata saya membanjir.

Saya coba lagi. Menangis lagi. Yanti sampai syok! Dia kaget melihat respons saya yang tidak biasa terhadap sebuah lagu. Taufiq memberi judul pada lagu itu sederhana sekali, Ketika Tangan dan Kaki Berkata. Lirik itu begitu merasuk dan membuat saya dihadapkan pada kenyataan, betapa tak berdayanya manusia ketika hari akhir tiba. Sepanjang malam saya gelisah. Saya akhirnya menelepon Taufiq dan menceritakan kesulitan saya. "Saya mendapatkan ilham lirik itu dari Surat Yasin ayat 65..." kata Taufiq. Ia menyarankan saya untuk tenang saat menyanyikannya. Karena sebagaimana bunyi ayatnya, orang memang sering kali tergetar membaca isinya. Walau sudah ditenangkan Yanti dan Taufiq, tetap saja saya menemukan kesulitan saat mencoba merekam di studio. Gagal, dan gagal lagi. Berkali-kali saya menangis dan duduk dengan lemas. Gila! Seumur-umur, sepanjang sejarah karir saya, belum pernah saya merasakan hal seperti ini. Dilumpuhkan oleh lagu sendiri! Butuh kekuatan untuk bisa menyanyikan lagu itu. Erwin Gutawa yang sudah senewen menunggu lagu terakhir yang belum direkam itu, langsung mengingatkan saya, bahwa keberangkatan ke Australia sudah tak bisa ditunda lagi. Hari terakhir menjelang ke Australia, saya lalu mengajak Yanti ke studio,menemani saya rekaman. Yanti sholat khusus untuk mendoakan saya. Dengan susah payah, akhirnya saya bisa menyanyikan lagu itu hingga selesai. Dan tidak ada take ulang! Tidak mungkin.

Karena saya sudah menangis dan tak sanggup menyanyikannya lagi. Jadi jika sekarang Anda mendengarkan lagu itu, itulah suara saya dengan getaran yang paling autentik, dan tak terulang! Jangankan menyanyikannya lagi, bila saya mendengarkan lagu itu saja, rasanya ingin berlari! Lagu itu menjadi salah satu lagu paling penting dalam deretan lagu yang pernah saya nyanyikan. Kekuatan spiritual di dalamnya benar-benar meluluhkan perasaan. Itulah pengalaman batin saya yang paling dalam selama menyanyi. Penuturan Chrisye dalam memoarnya itu mengejutkan saya.

Penghayatannya terhadap Pengadilan Hari Akhir sedemikian sensitif dan luarbiasanya, dengan saksi tetesan air matanya. Bukan main. Saya tidak menyangka sedemikian mendalam penghayatannya terhadap makna Pengadilan Hari Akhir di hari kiamat kelak. Mengenai menangis ketika menyanyi, hal yang serupa terjadi dengan Iin Parlina dengan lagu Rindu Rasul. Di dalam konser atau pertunjukan, Iin biasanya cuma kuat menyanyikannya dua baris, dan pada baris ketiga Iin akan menunduk dan membelakangi penonton menahan sedu sedannya. Demikian sensitif dia pada shalawat Rasul dalam lagu tersebut.

* *Setelah rekaman Ketika Tangan dan Kaki Berkata selesai, dalam peluncuran album yang saya hadiri, Chrisye meneruskan titipan honorarium dari produser untuk lagu tersebut. Saya enggan menerimanya. Chrisye terkejut. "Kenapa Bang, kurang?" Saya jelaskan bahwa saya tidak orisinil menuliskan lirik lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata itu. Saya cuma jadi tempat lewat, jadi saluran saja. Jadi saya tak berhak menerimanya. Bukankah itu dari Surah Yasin ayat 65, firman Tuhan? Saya akan bersalah menerima sesuatu yang bukan hak saya. Kami jadi berdebat. Chrisye mengatakan bahwa dia menghargai pendirian saya, tetapi itu merepotkan administrasi. Akhirnya Chrisye menemukan jalan keluar. "Begini saja Bang, Abang tetap terima fee ini, agar administrasi rapi. Kalau Abang merasa bersalah, atau berdosa, nah, mohonlah ampun kepada Allah. Tuhan Maha Pengampun 'kan?" Saya pikir jalan yang ditawarkan Chrisye betul juga. Kalau saya berkeras menolak, akan kelihatan kaku, dan bisa ditafsirkan berlebihan. Akhirnya solusi Chrisye saya terima. Chrisye senang, saya pun senang.

* * Pada subuh hari Jum'at, 30 Maret 2007, pukul 04.08, penyanyi legendaris Chrisye wafat dalam usia 58 tahun, setelah tiga tahun lebih keluar masuk rumah sakit, termasuk berobat di Singapura. Diagnosis yang mengejutkan adalah kanker paru-paru stadium empat. Dia meninggalkan isteri, Yanti, dan empat anak, Risty, Nissa, Pasha dan Masha, 9 album proyek, 4 album sountrack, 20 album solo dan 2 filem. Semoga penyanyi yang lembut hati dan pengunjung masjid setia ini, tangan dan kakinya kelak akan bersaksi tentang amal salehnya serta menuntunnya memasuki Gerbang Hari Akhir yang semoga terbuka lebar baginya. Amin.

Ketika Tangan dan Kaki Berkata

Lirik : Taufiq Ismail
Lagu : Chrisye. 1997

Akan datang hari mulut dikunci

Kata tak ada lagi

Akan tiba masa tak ada suara

Dari mulut kita

Berkata tangan kita

Tentang apa yang dilakukannya

Berkata kaki kita

Kemana saja dia melangkahnya

Tidak tahu kita bila harinya

Tanggung jawab tiba

Rabbana

Tangan kami

Kaki kami

Mulut kami

Mata hati kami

Luruskanlah

Kukuhkanlah

Di jalan cahaya.... sempurna

Mohon karunia

Kepada kami

HambaMu yang hina

Lingkar Hitam Kesadaran

Bayangan hitam itu terus menghantuiku
Seakan melekat dan Membius mata kesadaran
Dia terus menghampiri seakan hendak menerkan
Aku beruasa untuk tegar dan berani
Ketika matanya mencoba menyelinap dan memaksa untuk berimajinasi

Dadaku terasa sesak, berat dan sakit sekali
Ketika pandangan itu menembus ruang kesadaran
Aku tak berdaya, aku takut ! perasaan itu begitu nyata !
Jelas dan kemudian menghampiriku.
Nyata dalam pikiran nyata dalam realita
Setelah aku lihat kembali dengan penuh kesadaran,
Ternyata....... ternyata it AKU

Aku yang menghamba kepada sisi kelam kesadaran
Aku sadar, au telah membuatmu terluka, merintih
Dan menjerit pada kesadaran yang terhijab
Tak berdaya, terperdaya dan terpaksa,
Tapi Aku ingin...

Hanya satu kata dariku "Maaf"
Hanya satu Kata untuk ku "Penyesalan"
dan hanya satu kata padamu "Penderitaan"

Karya Kegelapan,-